Selamat Datang..Welcome..Benvenuto..Accueil..Willkommen di blog saya..........have a nice day
Thank you for visited...budayakan kebiasaan untuk meninggalkan jejak anda(jangan lupa komentar)


Marhaban Ya Ramadhan

Kamis, 01 Januari 2009

Yang Terlupakan

Selamat datang tahun 2009, sudah menjadi tradisi dalam menyambut tahun baru masehi selalu dibarengi dengan euforia yang begitu besar. Bahkan mungkin euforianya mengalahkan euforia perhelatan piala dunia. Meniup terompet dan menyalakan kembang api suatu tradisi entah dari mana datangnya. Orang-orang seringkali terhanyut dalam euforia yang berlebihan, dan melupakan arti penting dari sebuah pergantian tahun.

Tidakkah disadari dengan pergantian tahun berarti bertambah tualah dunia ini.Tidakkah lebih baik jika pergantian tahun disambut dengan mengucap syukur, bersyukur karena masih bisa bertemu dengan tahun yang baru, tidakkah lebih baik jika menyambut tahun baru dengan derai air mata dan bertaubat memohon ampun atas segala dosa yang lalu.

Jelas sudah, tradisi merayakan tahun baru bukan dari tradisi Islam . Saat orang menanti pukul 12 tepat di malam tahun baru, merupakan tradisi orang-orang Cina yang Dewanya Taopekong. Tukar kado di malam tahun baru merupakan tradisi dari Persia yang dahulu menyembah api. Perayaan-perayaan meriah diadopsi orang-orang kristen daripenyembah berhala. Tiup terompet diilhami oleh Rosh hasanah, tahun barunya orang Yahudi.
Tapi hura-hura tahun baru mengimbas negara-negara Islam yang tidak adanya hubungannya dengan tradisi Jahiliyah. Orang Islam makin terbiasa dengan tata cara orang Yahudi dan Nasrani, dan perlahan mulai melupakan tahun barunya sendiri yang jatuh tiap tanggal 1 Muharram.

Penentuan 1 Muharram di Tahun Hijriah 

Ketika itu di tahun 660 M, Abu Musa al Anshary (Gubernur Basrah) menulis surat kepada khalifah Umar di Madinah dan mengatakan bahwa khalifah menulis surat tanpa tanggal, yang tentu menjadi merepotkan untuk melaksanakan suatu perintah.

Orang-orang Arab waktu itu hanya mengenal perhitungan hari dalam bulan-bulan tertentu, petunjuk tahunnya dikaitkan dengan peristiwa penting dan besar, misalnya tahun Gajah. Khalifah Umar berinisiatif untuk membuat sistem penanggalan tahunan. Para sahabat ada yang mengusulkan tahun Islam baiknya dimulai sejak nabi lahir.

Tapi usul itu sulit dilaksanakan karena rentang waktunya sudah cukup lama, sekitar 80 tahun. Kemudian Ali bin Abi Thalib mengusulkan agar memulai penanggalan Islam sejak hijrah saja, karena itulah momentum perjuangan Rasulullah yang sesunggunya, berhasil mendirikan tatanan masyarakat dan negara yang Islami.
Usul itu diterima, sehingga tahun hijrah ditetapkan sebagai penanggalan Islam. Namun demikian tidak ada tradisi menyambut tahun baru dengan pesta pora. Umat Islam mempunyai hari-hari raya yang jelas sanadnya dan memang diperbolehkan untuk bergembira (misalnya pada hari Raya Ied) walaupun tetap tak boleh berlebihan.
Wallahua’lam  Sumber :
  • [triyono-infokito dengan beberapa perubahan]
  • Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jilid 16, PT Cipta Adi Pustaka, Jakarta 1991
  • The World Book Encyclopedia, volume 13 by Enterprises Education Corporation, 1963
  • Compton’s Pictured and Fact Index by FE. Compton and Co. 1963
(adapted from ANNIDA Seri Kisah-Kisah Islami)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar