Selamat Datang..Welcome..Benvenuto..Accueil..Willkommen di blog saya..........have a nice day
Thank you for visited...budayakan kebiasaan untuk meninggalkan jejak anda(jangan lupa komentar)


Marhaban Ya Ramadhan

Minggu, 28 Maret 2010

Object Oriented Programing/Pemrograman Berorientasi Objek

Apa itu OOP/PBO?

OOP/PBO merupakan paradigma pemrograman yang popular saat ini yang telah menggantikan teknik pemrograman berbasis prosedur.Object Oriented Programing yang berarti pula Pemrograman Beorientasi Objek sudah ditemukan sekitar tahun 1960 dan dikembangkan pada permulaan tahun 1970. Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming/OOP) merupakan pemrograman yang berorientasikan kepada objek, dimana semua data dan fungsi dibungkus dalam class-class atau object-object. Setiap object dapat menerima pesan, memproses data, mengirim, menyimpan dan memanipulasi data. Beberapa object berinteraksi dengan saling memberikan informasi satu terhadap yang lainnya. Masing-masing object harus berisikan informasi mengenai dirinya sendiri dan dapat dihubungkan dengan Object yang lain. Pemrograman berorientasi objek berbeda dengan pemrograman prosedural yang hanya menggunakan satu halaman kebawah untuk mengerjakan banyak perintah atau statement. Penggunaan pemrograman berorientasi objek sangat benyak sekali, contoh java, php, perl, c#, cobol, dan lainnya.


Tes-tes part 2

Dua teknik Bantuan Hidup Dasar (BHD) :
a. Menggunakan mulut penolong :
- mulut ke masker RJP
- mulut ke APD
- mulut ke mulut/ hidung
b. Menggunakan alat bantu : kantung masker berkatup (BVM/ Bag Valve Mask)
Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut ;
- penyebaran penyakit
- kontaminasi bahan kimia
- muntahan penderita

Frekuensi pemberian napas buatan untk masing-masing kelompok umur penderita.
- Dewasa : 10-12 x pernapasan/ menit, masing-masing 1,5-2 detik
- Anak(1-8 th) : 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
- Bayi (0-1 th) : lebih dari 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
- Bayi baru lahir : 40 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik


Jumat, 26 Maret 2010

Tes-tes

Kasus : Pemberian Bantuan Hidup Dasar/Resusitasi Jantung Paru (BHD/RJP) pada Korban Bencana/Kecelakaan.
Jenis Keputusan : Keputusan Terprogram Tradisional.
1. Pada saat menemukan seorang korban, hal pertama yang dilakukan penolong adalah melakukan respon terhadap korban dengan urutan : respon jauh, respon suara (memanggil-manggil korban), respon nyeri (mencubit korban), kemudian respon tekan (tekanan pada pertengahan tulang rusuk).
2. Jika ada respon , bantu korban untuk melakukan posisi miring stabil. Jika tidak ada respon, maka periksa airway (jalan nafas). Jika jalan nafas tersumbat, penolong diharuskan untuk segera membuka jalan nafas korban.
Dua macam penyebab utama sumbatan jalan napas
a. Lidah ( pada orang dewasa yang tidak ada respon )
b. Benda asing ( pada bayi dan anak kecil )
Dua macam cara membuka jalan napas
a. Teknik angkat dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang belakang).
b. Perasat pendorongan rahang bawah (jaw thrust maneuver)