Selamat Datang..Welcome..Benvenuto..Accueil..Willkommen di blog saya..........have a nice day
Thank you for visited...budayakan kebiasaan untuk meninggalkan jejak anda(jangan lupa komentar)


Marhaban Ya Ramadhan

Kamis, 22 Juli 2010

Memetik Buah Hikmah Alam

Bismillahi awaluhu wa akhiru. Bismillahi wa barakatillah

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri. Sehingga, jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar." (QS Fushshilat [41]:53)

"Allah memberikan hikamah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebijakan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." (QS Al-Baqarah [2]: 269)

Beberapa hikmah-hikmah yang tersembunyi dibalik kejadian-kejadian alam, hanya dapat dilihat, diketahui, dan dipahami oleh segelintir manusia saja yang berkenan mempergunakan akalnya. Karena, tidak semua manusia berkenan mempergunakan akalnya dalam hidup dan kehidupan ini. Apalagi, untuk memetik buah hikamah dari alam yang notabene hanya pelayan bagi mahluk mulia bernama Manusia. Padahal, ada sebuah nasihat bijak dari kalangan pencari ilmu yang menyatakan bahwa alam merupakan buku yang memuat segala ilmu. Sedangkan akal laksana mata yang senantiasa mendambakan cahaya ilmu. Banyak bukti mengenai hikmah alam yang dapat kita renungi. Pasalnya, dalam Islam, alam(ayat kauniyah) adalah juga firman Allah sebagaimana firman-Nya dalam AL-Quran(ayat kauliyah).


Beringin adalah pohon yang besar dan rindang, tapi buahnya kecil. buah beringin ini dipermasalahkan oleh seorang musafir ketika berteduh di bawah pohon tersebut. Menurutnya, pohon beringin itu mendapatkan ketidakadilan karena diberikan buah yang kecil. Sedangkan pohon durian yang pohonnya lebih kecil justru buahnya besar.

Suatu ketika si musafir kembali berteduh di bawah pohon beringin. Karena lelahnya ia tertidur lelap, saat tertidur beberapa buah beringin jatuh menimpa wajahnya. Sang musafir terkejut dan terbangun dari tidurnya. Namun ia bernapas lega karena buah beringin yang jatuh menimpanya berukuran sangat kecil. Ia pun berpikir seandainya buah beringin berduri dan sebesar buah durian, tentu wajahnya akan hancur tertimpa sebuah saja.

Dari kasus tersebut kita mnegetahui bahwa ada dua definisi keadilan secara tersurat dan tersirat. Definisi keadilan yang pertama ketika sang musafir mengatakan kebesaran fisik pohon beringin menyebabkan ia harus mendapat buah yang besar pula. Dengan kata lain keadilan adalah keseimbangan antara suatu hal dengan hal yang lain. Sehingga orang besar harus selalu memperolah kemuliaan, sedangkan orang kecil harus selalu mendapatkan kehinaan.

Definisi keadilan yang kedua diberikan oleh alam dengan segala kearifannya. Alam menyiratkannya melalui buah dan pohon beringin. Pohon beringin yang besar dan rindang ternyata buahnya kecil. Hikmah yang terkandung dalam fenomena tersebut adalah manfaat pohon beringin tidak terdapat pada buahnya. Tetapi pada kebesaran dan kerindangannya. Jadi definisi keadilan menurut alam adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dengan definisi ini orang besar maupun orang kecil mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan kemuliaan dan kehinaan.

Semoga kisah diatas bisa menjadi bahan pelajaran introspeksi diri buat kita semua. Semoga bermanfaat bagi pembaca (Agan-agan sekalian)....Wassalam

Disadur dari buku "Jalan Cinta Darussalam"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar